loading...

Wednesday, March 23, 2016

Penyebab Perempuan Sulit Membedakan Kanan atau Kiri

Dibandingkan laki-laki, perempuan lebih sulit untuk membedakan kanan atau kiri. Tak jarang mereka menghabiskan waktu lebih lama atau bahkan tidak mengetahui sama sekali kanan atau kiri khususnya ketika bertugas sebagai penunjuk jalan. Mengapa beberapa perempuan sulit membedakan kanan atau kiri?

lihat kanan kiri
Image: lihat kanan kiri [pixabay]


Pengalamanku bertemu dengan beberapa perempuan yang sulit membedakan kanan atau kiri. Ketika berkendara bersama teman yang juga sebagai penunjuk jalan, dia mengatakan kiri yang sebenarnya dimaksud adalah kanan.

Ibu saya termasuk orang yang sulit membedakan kanan dan kiri ketika menunjukan jalan, “kalo mamah tuh ngebedain kanan sama kiri aja nggk bisa” itu yang biasa ayah saya katakan ketika berbicara tentang berkendara dan ibu saya biasanya hanya bisa tertawa.

Bahkan salah satu teman saya hampir tidak dapat membedakan kanan atau kiri padahal dia ikut kegiatan baris berbaris. Mengapa demikian? Bukan karena dia “perempuan” sehingga tidak bisa membedakan kanan atau kiri, hal itu dikarenakan otak feminim dari perempuan tersebut (karena ada perempuan yang otaknya maskulin.)

Dalam buku "why men don’t listen and women can’t read maps" karya Allan and Barbara Pease dikatakan bahwa, zaman dahulu perempuan bertugas sebagai pengumpul makan dan laki-laki sebagai pemburu.

Laki-laki menggunakan bagian tubuh kanan seperti tangan kanan untuk menombak, melempar, memukul, dan menusuk sehingga laki- laki memiliki patokan bagian tubuh kanan sebagai dominan aktivitasnya yang akhirnya mereka mudah menentukan kanan atau kiri. Siang hari mereka keluar untuk berburu dan kembali malam hari.



Perempuan melindungi tempat tinggalnya, mengasuh anak-anak mereka, mereka membicarakan banyak hal dengan perempuan lain disiang hari. Perempuan  sebagai pengumpul makanan yang tidak terlalu mementingkan tangan kanan atau kiri untuk mengumpulkan makanan buah-buahan, sayur-sayuran dll.

Dua tangan artinya lebih cepat dari pada satu tangan sehingga mereka tidak memilki patokan disalah satu bagian yang akhirnya perempuan lebih sulit membedakan kanan atau kiri. Sehingga kebanyakan pilot, nahkoda, pengendara bermotor adalah laki-laki.

Selain itu, perempuan  memiliki corpus collosum yang lebih tebal dibandingkan laki-laki. Corpus callosum terletak dibagian tengah otak berbentuk  seperti batang-batang yang menghubungkan bagian otak kanan dan otak kiri.

Hal ini menyebabkan perpindahan informasi yang cepat untuk menyampaikan informasi dari bagian otak kanan ke kiri atau bagian otak kiri ke bagian otak kanan. hal ini juga yang menyebabkan perempuan dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu.

Mereka dapat menonton tv sambil menelpon, menyetrika sambil menonton tv, berbicara sambil smsan, berbicara sambil mendengarkan perempuan lain berbicara, seperti jika para ibu berkumpul acara arisan atau pengajian. Sangat jarang laki-laki yang dapat melakukan sms'an sambil berbicara, atau menelpon sambil memahami acara tv. Dan oleh karena itulah mengapa pria tidak mendengar ketika ia sibuk, sedang bermain game, membaca, nonton tv.

Pria begitu fokus. Jika perempuan dapat menjadi "buta" sementara ketika menelpon maka pria pun begitu. Namun jika perempuan dapat mengobrol ketika menonton film, sayangnya kebanyakan pria tidak dapat melakukan hal itu.

Kanan dan kiri sangat berkaitan dengan ruang dan bidang, hal ini membutuhkan kemampuan  visual yang  lebih dibandingkan kemampuan berbicara. Sehingga laki-laki menyukai bentuk, gedung, robot, konstruksi, sasaran, dan logika sedangkan wanita menyukai suara, gombalan, bisikan, komitmen dan perasaan.

Jadi, sebaiknya jika teman perempuanmu atau saudarimu siapapun perempuan disekelilingmu melakukan kesalahan karena kesulitan menentukan kanan dan kiri. Hal tersebut perlu dimaafkan. Fenomena Harimu: More understand is better life.

Untuk kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan perempuan dan pria dalam berinteraksi, kamu dapat menemukannya dalam buku "Mengapa Pria Hanya Bisa Mengerjakan Satu Hal dalam Satu Saat dan Wanita Tidak Pernah Berhenti Berbicara?"

Semoga Bermanfaat. :)
Referensi:

Pease, Allan and Barbara. 1999. “Why Men don’t Listen and Women Can’t Read Map”. Jakarta: Ufuk publishing house

Penulis FH Rijal
Penulis konten: Rijal
"Anak teknik yang juga belajar psikologi, suka hal yang berkaitan dengan komputer, dan seorang ambivert."