loading...

Tuesday, March 1, 2016

Berbagai Sudut Pandang dan Tips Menyikapi LGBT

Media kembali mengangkat Fenomena LGBT karena beberapa kasus pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia. Banyaknya orang yang membicarakan hal tersebut membuat Fenomena Harimu tertarik untuk memunculkan judul "Berbagai Sudut Pandang dan Tips Menyikapi fenomena LGBT" serta memberikan beberapa pemaparan mengenai sebab, pengaruh dan penyikapan yang sebaiknya dilakukan.

LGBT
Image: LGBT [pixabay]


Sedikit informasi bahwa, istilah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) telah digunakan semenjak tahun 90'an dan menggantikan frasa komunitas gay karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang disebutkan.

FH memaparkan berbagai sudut pandang tanggapan terhadap LGBT. Tanggapan mengenai LGBT yang diakibatkan hormon sehingga mereka meminta melegalkan hal tersebut, LGBT terhadap HAM, pengaruh, dan tanggapan LGBT yang memberikan dampak merusak moral bangsa.

Sudut Pandang  LGBT yang disebabkan Hormon

Kromosom XY akan membentuk janin pria dan kromosom XX akan membentuk janin perempuan. Enam hingga delapan minggu setelah pembuahan, janin dengan kromosom (XY) menerima sejumlah besar hormon jantan yang disebut androgen. Hormon ini pertama-tama akan membentuk alat kelamin jantan dan setelah terbentuk, kemudian dosis berikutnya mengubah otak dari susunan otak betina menjadi susunan otak jantan. Susunan otak betina?

Ya, penelitian menunjukkan bahwa pola dasar bagi otak janin manusia adalah betina dalam susunan awalnya. Sehingga pria memiliki salah satu ciri pada bagian tubuh wanita yaitu puting susu. Kemudian darimana androgen dihasilkan?

Pemaparan tersebut sudah masuk kedalam ranah penjelesan hormon yang cukup kompleks dengan penuh istilah-istilah biologis. Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut, kamu dapat memperolehnya disini.

Sebuah penelitian di jerman pada tahun 1970'an menunjukkan bahwa para ibu yang menderita tekanan mental yang ekstrim selama masa kehamilan mempunyai 6X kemungkinan melahirkan bayi laki-laki gay. Penelitian ini kembali dibuktikan oleh Prof. Lee Ellis dari Fakultas Sosiologi di Universitas Minor State di North Dakota.

Jika janin jantan tidak mendapatkan hormon jantan yang mencukupi pada pada waktu yang tepat akan ada satu dari dua kemungkinan yang terjadi yaitu:  

Pertama, seorang bayi laki-laki yang terlahir dengan sebuah susunan otak yang cenderung feminim daripada maskulin memiliki kemungkinan besar anak tersebut akan menjadi gay.

Kedua, jika seorang bayi laki-laki yang terlahir dengan sebuah susunan otak yang sepenuhnya wanita memiliki kemungkinan besar anak tersebut akan menjadi transjender.

Kelebihan hormon jantan pada janin jantan tidak akan menghasilkan laki-laki gay. Namun jika janin betina mendapatkan hormon jantan pada otaknya, maka dia akan menjadi bayi perempuan yang otaknya cenderung pria. Perempuan seperti ini biasa disebut tomboy.

Pemberian hormon pria secara tidak sengaja dapat terjadi jika seorang ibu hamil meminum obat yang mengandung banyak hormon pria seperti pil kontrasepsi, obat diabetes dan lain-lain.

LGBT tidak menular melainkan dapat memengaruhi.


Ini adalah hipotesis kami, LGBT bukanlah penyakit medis yang dapat menular dari sentuhan, bersin atau air liur melainkan aktifitas mereka dapat memengaruhi orang lain untuk melakukan aktifitas yang serupa.

Jika sepasang muda mudi berpisah, kemudian perempuan tersebut merasa sedih dan tertekan, membeci seluruh pria dan mulai bercerita kepada seorang temannya yang kebetulan dia adalah seorang lesbian. Si lesbi mengerti perasaan perempuan tersebut kemudian mulai memberinya "kasih sayang" kepada temannya tadi. Karena temannya merasa nyaman dan aman, kemudian mereka sering bepergian berdua. Semakin dekat dan akhirnya si lesbi mengambil kesempatan ini.

Temannya mulai terpengaruh oleh sensasi yang diberikan si lesbi. Namun dia masih memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk kembali kepada dirinya yang dahulu [yang menyukai pria] jika saja ada pria yang mendekatinya kemudian mengerti perasaannya, memberikan perlindungan, rela berkorban, berkomitmen dan mengajak berumah tangga.

Hal tersebut karena dasar penyusun otak perempuan tersebut adalah otak dengan tingkat hormon betina yang tinggi. Dia melakukan aktifitas tersebut hanya karena pelampiasan, namun mulai merasa aman, nyaman, lebih dihargai, tidak tertekan, dan lebih dimengerti yang diberikan oleh si lesbi tadi. 

Sudut Pandang LGBT terhadap HAM


Elly Malihah seorang dosen prodi pendidikan sosiologi FPIPS UPI dalam harian umum Pikiran Rakyat (26/02/20016) mengatakan "berbagai persoalan yang berkaitan dengan kebebasan individu sering kali dikaitkan atas nama Hak Asasi Mamusia. Padahal tidak semuanya masuk ke ranah HAM."

Kamipun sepakat dengan pernyataan diatas, bayangkan jika ada seorang pemudi yang meminum minuman "alot" disiang hari dihadapan banyak orang yang berlalu lalang. Kemudian seseorang menegur perbuatan pemudi tersebut. Dibalasnya sang pemudi "tubuh tubuh gue, gue bebas ngelakuin apapun soalnya ini tubuh gue, siapa loe? ngapain loe ngurusin tubuh gue? urusin aja urusan loe sendiri. emang loe udah bener sampe ngatur hidup gue?"

(Bagaimana jika seseorang tersebut adalah kamu? bagaimana kamu menanggapi perkataan pemudi tersebut?)

Beliau [Ibu Elly Malihah] mengatakan kembali "Kebebasan yang dimiliki manusia atas dasar hak asasi manusia dalam konstitusi kita tidaklah berarti sebebasnya dan semaunya karena di depan kebebasan seseorang ada orang lain yang harus dihargai pula keberadaannya. Dalam perspektif makro memandang kebebebasan harus secara menyeluruh, bukan sebagian saja. Artinya, apakah kebebasan individu tersebut akan berdampak terhadap individu lain karena berada dalam satu sistem sosial yang terkait satu sama lain."

Bayangkan jika para pelaku LGBT melakukan aktifitasnya secara terang-terangan. Perempuan yang kelaki-lakian dan laki-laki yang kewanita-wanitaan. Mereka menunjukkan ekspresi senang bahagia dan terlihat seru saat berkumpul. Hal ini dapat memberikan dampak pada individu lain yang melihatnya.

Dalam otak manusia ada yang disebut "mirror neurons" dan efeknya yang disebut mirroring. Yaitu kecenderungan orang akan melakukan aktifitas yang serupa  dari apa yang dilihatnya. Karena dasar inilah para pengiklan berani membayar mahal untuk mengiklankan produknya keseluruh Indonesia.

Salah satu iklan mie instant ayam dan jamur asli merupakan salah satu iklan yang mengunggulkan sensasi dari ekspresi surprise dan kebahagiaan yang dimunculkan si artis, Jika pelaku LGBT menunjukkan ekspresi kebahagiaan dan dilakukan secara berkelompok maka hal tersebut dapat memengaruhi orang disekitarnya. Sehingga kami berpendapat LGBT tidak termasuk kedalam ranah HAM.


Sudut Pandang LGBT terhadap Sosial Masyarakat Indonesia


Karena LGBT dapat memengaruhi yang lain, maka secara otomatis sistem sosial yang berlaku di Indonesia juga ikut terpengaruh. Apalagi hal tersebut bertentangan dengan norma adat istiadat bangsa Indonesia.

Lagi pula aktifitas mereka bertentangan juga dengan "hukum alam" yaitu manusia harus berpasangan dengan lawan jenis kelamin untuk memeroleh keturunan sehingga manusia dapat memertahankan spesiesnya agar tidak punah. Bagaimana cara mereka memiliki keturunan jika jenis kelamin mereka sama?

Empat faktor penyebab dan penghambat hidup manusia dalam bersosialisasi yang dapat menyebabkan perpecahan yaitu,
  1. perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan; 
  2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda; 
  3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok; 
  4. Perubahan – perubahan nilai yang cepat mendadak dalam masyarakat.

Fenomena LGBT dapat menyumbang dampak perpecahan di Indonesia jika kita terus menyalahkan mereka dan mereka yang terus memandang kita sebagai kelompokk yang tidak mengerti perasaan mereka. Apakah ini berarti kita harus membiarkan mereka?

Menurut Devie "Di masa lalu jika seseorang memiliki orientasi berbeda, maka dia akan cenderung menutupi, dan merubahnya. Sekarang mereka (kaum LGBT) lebih percaya diri. Publik juga biasa-biasa aja, karena kita tahu bahwa karakteristik masyarakat kota sangat individualistik, dan percaya diri. Orang kota tidak mau mengurus orang lain,"


Artinya, jika kita tetap membiarkan mereka maka suatu saat aktifitas LGBT mulai marak terjadi dimana-dimana. Kemudian mereka mendapatkan legalitas, dan ujung-ujungnya, kita mulai menyalahkan pemerintah karena melegalkan LGBT.

Beberapa Tips menyikapi LGBT


Berikut beberapa tips dalam menyikapi LGBT versi Fenomena Harimu:

  • Diam atau mengubah topik. (Pasif)

    Kita "memaklumi" apa yang terjadi pada diri mereka namun bukan berarti kita melegalkan atau mendukung mereka yang berkaitan dengan aktifitas LGBT. Tertawa, terhibur, atau menanggapi secara antusias dan rasa bahagia saat melihat laki-laki berperilaku seperti wanita atau bahkan sebaliknya merupakan salah satu dukungan yang diberikan kepada mereka untuk terus melakukan aktifitas tersebut.

    Jika seseorang berhasil membuat orang lain tersenyum, senang, atau tertawa karena dirinya, maka ada kecenderungan orang terebut akan melakukannya lagi dan lagi. Ini adalah suatu bentuk penerimaan seseorang terhadap kelompok sehingga bersifat ketagihan/addict.

    Lebih baik diam atau jika kamu tidak ingin menyakiti hati mereka, ubahlah topik pembicaraan. Hadirkan sesuatu yang sedang trend, ceritakan kabar baik atau buruk yang dapat mereka jangkau. Jangan ceritakan hal seputar olahraga jika temanmu tidak tertarik pada tema olahraga, karena bisa jadi jangkauan mereka seputar olahraga sangat minim. Ceritakan apa yang membuat mereka tertarik tanpa melanggar nilai-nilai

  • Hadapi mereka secara berkelompok. (Aktif)

    Hal ini untuk meminimalisasi kemungkinan aktifis LGBT berhasil memengaruhi seseorang. Kita butuh orang lain untuk membangun pengaruh yang lebih kuat.

    Seorang wanita [dengan otak feminim] berkumpul bersama teman-teman yang seluruhnya lesbi memiliki kemungkinan lebih besar mengikuti aktifitas mereka. Bayangkan jika sebaliknya, seorang lesbi yang berkumpul dengan para wanita pemilik otak feminim yang menjaga seluruh aurat serta tingkah laku mereka, bagaimana si lesbi berhasil memengaruhi mereka? Oleh karena itulah teman laksana penjual parfum.

  • Sambut mereka. (Pasif)

    Hampir semua orang ingin diterima dalam sistem masyarakat. Kehadiran mereka ingin dianggap dan disambut baik oleh kerabat, tetangga, dan keluarga mereka. Begitu juga dengan mereka. Mungkin beberapa diantara kita malah menjauhi mereka, tidak menerima mereka, tidak mendengarkan mereka bahkan memaki mereka. Bagaimana mungkin mereka tidak tertekan?

    Seseorang yang tertekan selalu memunculkan salah satu diantara dua reaksi yaitu menghindar atau agresif (flight or fight effect). Mereka akan mencari rasa aman, mereka mulai mencari teman yang mengerti mereka, biasanya yang mengerti mereka adalah orang-orang yang memiliki nasib serupa dengan mereka. Akhirnya mereka berteman dan lambat laun mulai membentuk kelompok. Dan dari kelompok, mereka memiliki power untuk melegalkan hal tersebut.

Tiga tips diatas hanya berdasarkan aspek pengaruh secara emosional serta ditujukan kepada si LGBT yang indikasinya lebih terdeteksi oleh kita. Tips tersebut mungkin kurang begitu efektif untuk menghadapi "si LGBT berbulu domba", dari luar terlihat maskulin namun menyimpang ketika di kamar.

Perlu diperhatikan, semua hal yang ada di bumi termasuk ilmu pengetahuan yang ada didalamnya adalah milik Allah. Sesuatu kabar yang mencerahkan dari para ilmuwan bahwa LGBT lebih cenderung disebabkan oleh hormon. Namun perlu di ingat, Islam melarang aktfitas atau perilaku LGBT tersebut selalu ada alasan.

"kemudian untuk apa mereka diciptakan dengan orientasi seksual yang seperti itu?" Kami pun belum mengetahui hal tersebut. Yang jelas, sesuatu yang diciptakan selalu memiliki sebab tujuan. Mungkin akan lebih baik jika kita memikirkan atas sebab tujuan apa mereka diciptakan seperti itu, sehingga kita dapat mengarahkan mereka untuk membuat kehadiran mereka lebih bernilai diantara kita.

Pertanyaannya, siapa yang ingin memikirkan hal tersebut?? (If you have idea about this topic, let us know please)

Referensi:
Abdul, Gadis (2016). Ini Alasan Kaum LGBT Indonesia Makin “Pede” Tampil di Muka Umum.
Bintang Diakses: 21 Februari 2016
Imam Fakhruddin Ar - Razi. Kitab Firasat. diterjemahkan oleh Fuad Syafuddin Nur. Jakarta: Turos
Pease, Allan and Barbara. Why Men Don't Listen And Women Can't Read Maps. Jakarta: Ufuk Press
Wikipedia (2016). LGBT. wikipedia Diakses: 21 Februari 2016

Penulis FH Rijal
Penulis konten: Rijal
"Anak teknik yang juga belajar psikologi, suka hal yang berkaitan dengan komputer, dan seorang ambivert."