loading...

Friday, October 5, 2018

Manfaat Menikah Membuat Mereka Lebih Kaya dan Sukses, Bagaimana?

‘Menikahlah, maka kamu akan kaya!’

Sering kamu mendengar seruan semacam itu? Bahwa katanya, pernikahan adalah gerbang menuju kekayaan. Bahwa dengan menikah, kekayaan seseorang akan meningkat. Lalu, setujukah kamu dengan pernyataan-pernyataan semacam itu?

Menikah merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Dan tidak bisa dipungkiri, perihal finansial berperan penting baik menjadi sebab atau akibat dari menikah. Maksudnya, kemapanan dalam finansial seringkali menyebabkan seseorang mantap untuk menikah, dan seringkali menikah mengakibatkan finansial seseorang meningkat. Seperti pernyataan Pamela Smock, seorang profesor sosiologi di University of Michigan,

“The evidence shows that getting married increases wealth and income,”
- Pamela Smock
(Bukti menunjukkan bahwa menikah meningkatkan kekayaan dan pendapatan.)

Penelitian yang Menunjukkan Bahwa Menikah Meningkatkan Kekayaan dan Pendapatan


#1 Penelitian Jay Zagorsky

Pada tahun 1985 hingga 2000, Jay Zagorsky dari Ohio University pernah melakukan penelitian yang melibatkan 9.000 orang. Hasilnya, Ia membuktikan setidaknya dua hal,

Pertama, pernikahan membuat seseorang lebih kaya daripada sekedar menggabungkan kekayaan kedua pasangan tersebut. Bahwa setiap orang yang menikah, rata-rata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat, bahkan bisa empat kali lipat.

Kedua, pernikahan menjadi faktor yang menjadikan kekayaan seseorang meningkat, sekitar 4% setiap tahun.

#2 Data BLS America

Menurut data BLS (Bureau of Labor Statistics) Amerika yang diamati para penulis Atlantik, pasangan menghabiskan rata-rata 6,9% dari pendapatan tahunan mereka untuk kesehatan mereka, sementara pria lajang hanya menghabiskan 3,9% dan wanita lajang menghabiskan 7,9%. Untuk tempat tinggal, pasangan menghabiskan rata-rata 23,9% dari pendapatan tahunan mereka, dibandingkan dengan pria lajang yang menghabiskan 30,3% dan wanita lajang yang menghabiskan 39,8%. Dengan menggabungkan sumber daya dan membagi biaya, orang yang sudah menikah memiliki kelebihan pada semua jenis pengeluaran sehari-hari yang dapat menghasilkan penghematan besar.

Setelah menikah mereka menggabungkan pendapatan dan berbagi biaya. Misalnya biaya dalam membeli peralatan rumah tangga, mereka hanya perlu membeli satu mesin cuci, satu kendaraan untukdigunakan berdua, sisanya digunakan untuk keperluan lain, hal tersebut memungkinkan mereka membangun kekayaan lebih cepat daripada yang masih lajang atau bercerai, karena pendapatan seseorang yang masih lajang tidak digabung dengan pendapatan pasangan untuk membiayai sesuatu.

#3 Penelitian W. Bradford Wilcox dan Robert Lerman

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh W. Bradford Wilcox, direktur National Marriage Project di University of Virginia, dan Robert Lerman, seorang profesor ekonomi di American University, menunjukkan bahwa pria mendapat gaji yang lebih besar ketika mereka menikah dibandingkan dengan rekan mereka yang masih lajang.

Menurut hasil studi, pria sudah menikah yang berusia antara 28-30 tahun berpenghasilan sekitar $ 15,900 lebih per tahun dalam pendapatan perorangan dibandingkan dengan rekan seusianya yang lajang, sementara pria sudah menikah antara 44-46 tahun menghasilkan $ 18.800 lebih banyak daripada pria lajang pada usia yang sama.

Pernikahan
Image: Pernikahan [Pixabay]

Selain membagi biaya, faktor yang menyebabkan kekayaan pasangan bisa meningkat adalah pasangan dapat membagi tanggung jawab dengan cara yang menguntungkan secara finansial. Misalnya, pria yang sudah menikah dapat bekerja 12 jam dalam sehari untuk menyenangkan atasannya, agar dipromosikan. Ia dan istrinya membagi tugas rumah tangga agar kehidupan mereka lebih maju secara finansial.

Dan kekayaan seseorang yang meningkat setelah menikah tidak lepas dari faktor ‘dengan siapa ia menikah’, Banyak pria dan wanita yang dipelajari dalam penelitian Zagorsky merasa bahwa mereka perlu memiliki keamanan finansial untuk menikah, seperti pekerjaan yang stabil atau tabungan yang cukup untuk mengadakan pernikahan dan resepsi.

Wanita menginginkan pria yang memiliki jenis pekerjaan yang membuat pria menjadi pencari nafkah utama. Seringkali, faktor latar belakang pendidikan, religiusitas, kemapanan dalam tanggung jawab dijadikan pertimbangan penting dalam memilih pasangan hidup yang akan dinikahi.

Bagaimana bisa? Begini, logika sederhananya, menurut Ahmad Rifai Rifan dalam bukunya yang berjudul ‘Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk’, kita hidup di dunia ini sudah dijatah rezekinya oleh Tuhan. Namun rezeki tersebut bisa terhalang oleh beberapa hal seperti rasa malas atau gengsi. Setelah menikah, kita dituntut agar bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Nah, tuntutan tanggung jawab menafkahi itulah yang akan menghapus rasa malas dan gengsi. Kita akan berusaha sangat keras karena sudah ada keluarga yang sedang menanti nafkah dari kita.

Menurut Zagorsky, tentu saja peningkatan kekayaan karena pernikahan hanya berlaku untuk pernikahan yang berhasil. Penelitiannya menemukan bahwa pasangan yang bercerai kekayaan mereka cenderung turun drastis, hal tersebut membuat mereka lebih buruk daripada mereka yang masih lajang dan belum pernah menikah. Untuk itu, Zagorsky berpesan,

 “Jika kamu ingin benar-benar meningkatkan kekayaan, menikahlah dan pertahankan!

Tidak hanya menikah, namun pertahankan juga pernikahannya. Namun, Zagorsky menyatakan bahwa tujuan menikah agar kaya adalah ide yang buruk. Jadi, alangkah lebih baik jika tujuan utamanya bukan untuk kaya, namun untuk cinta dan kebahagiaan. Kebahagiaan merayakan cinta dalam pernikahan salah satunya akan mengarah pada kekayaan finansial pasangan.

Kebahagiaan bisa meningkatkan produktifitas, lebih kreatif dan tentunya tanggung jawab yang lebih besar setelah menikah.


Referensi:
Allison Linn. 2016. Why married people tend to be wealthier: It's complicated. today
Landes, Luke. 2018. Does Getting Married Increase Wealth and Income?. consumerismcommentary
Rachel Gillett. 2016. 7 Ways Being Married Makes You More Successful. businessinder
Rif'an, Ahmad Rifa'i , Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk. 2011. Jakarta: Elexmedia Komputindo


Penulis FH Widya
Penulis konten: Widya
"Introvert. Belajar memahami dengan menjadi pendengar. Belajar mengerti dengan menjadi pembaca. Belajar berbagi dengan menjadi penulis."