loading...

Monday, October 15, 2018

Sudah Menikah Namun Tidak Kunjung Kaya, Mengapa?

Perihal pernikahan memang hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Apalagi ditengah maraknya pernyataaan di media sosial yang ditujukan untuk para jomblowan-jomblowati agar menyegerakan menikah, salah satu yang digembor-gemborkan adalah bahwa menikah bisa membuat kaya. Namun, pernahkah pertanyaan semacam ini terlintas dipikiranmu,

“Jika menikah memang dapat membuat kaya, mengapa ya banyak pasangan yang sudah menikah namun hidupnya tetap susah?”


Perhatikan orang-orang disekelilingmu, apakah mereka semua yang sudah menikah, sekarang menjadi kaya, atau dengan kata lain, kekayaan dan pendapatanmu semakin meningkat? Jika kamu adalah pasangan yang telah menikah, apakah kekayaan dan pendapatanmu sekarang jauh lebih meningkat daripada saat kalian masih sendiri?

Ketika kamu dan pasanganmu telah melangkah menuju bahtera rumah tangga namun masih sangat kesulitan dalam finansial, hal pertama yang bisa dilakukan adalah introspeksi, mungkin selama ini ada hal-hal yang salah dan perlu diperbaiki dalam kehidupan pernikahan kalian.

Berikut Fenomena Harimu rangkum beberapa kesalahan yang kemungkinan besar menjadi sebab mengapa pasangan yang sudah menikah tidak juga kaya,

kesalahan menikah
Image: Kesalahan Menikah [pixabay]


#1 Kesalahan Sebelum Menikah


  • Salah Niat

    Dalam buku ‘You Are What You Think’ yang ditulis oleh Abdul Azis Khafia, niat merupakan bagian yang membentuk kekuatan hati. Siapapun yang memiliki niat, ia akan memiliki energi untuk mewujudkannya. Untuk itu, niat menikah yang salah akan berpengaruh besar terhadap kekuatan dan energi dalam memperjuangkan kehidupan pernikahan.

    Jika tujuanmu menikah hanya untuk mengejar kekayaan, kamu mudah stres dan tak pernah merasa puas. Kamu bisa saja melakukan segala cara agar mendapat lebih banyak uang, serta menghabiskannya untuk hal-hal yang tidak perlu. Niat yang salah menjauhkanmu dari kebaikan-kebaikan dalam kehidupan berumah tangga.

    Untuk itu, niatkanlah menikah sebagai ibadah, sebagai upaya untuk mencapai ridha Pencipta dengan lebih banyak berbuat kebaikan bersama, saling mengasihi dan membahagiakan. Ingatlah bahwa kehidupan di dunia ini sementara. Jangan jadikan perihal duniawi seperti kekayaan sebagai tujuan utama.

  • Salah Persepsi

    Dalam buku ‘Nikah Aja Biar Kaya’ karya Nafi’ah Al Ma’rab, dikatakan bahwa kaya bukan hanya soal materi tapi juga mental. Lemahnya ekonomi rumah tangga, salah satu penyebabnya bisa jadi karena tidak bersyukur. Harta benda yang begitu banyak kita miliki namun tak pernah disyukuri, rasanya tidak berarti apa-apa. Habis begitu saja.

    Mungkin kita pernah melihat keluarga yang dulunya hidup dalam kegemilangan ekonomi, namun tidak lama mereka jatuh, kehidupannya berubah 180 derajat. Diantara mereka ada yang stres sampai bunuh diri. Mereka memiliki persepsi yang salah tentang harta. Pandanglah harta sebagai sarana atau alat untuk lebih banyak berbuat kebaikan. Jangan memandang harta sebagai kekayaan pribadi yang dihabiskan untuk kepentingan sendiri. Semakin banyak harta yang kamu dapatkan, semakin banyak kebaikan yang harus kamu dan pasanganmu lakukan. 

  • Salah Pilih

    Telah disinggung di artikel sebelumnya bahwa kekayaan seseorang yang meningkat setelah menikah tidak lepas dari faktor ‘dengan siapa ia menikah’. Maka, sangat penting bagi kita untuk menetapkan kriteria pasangan sebelum menikah.

    Menurut Nasarudin Latif dalam buku ‘Ilmu Perkawinan: Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga’ secara psikologis seseorang yang mendapat pasangan sesuai dengan keinginannya akan sangat membantu dalam proses sosialisasi menuju tercapainya kebahagiaan keluarga.

    Proses mencari jodoh memang tidak bisa dilakukan secara asal-asalan dan soal pilihan jodoh sendiri merupakan setengah dari suksesnya perkawinan. Namun, lebih baik tidak langsung menyimpulkan bahwa kamu salah pilih pasangan. Ingatlah bahwa tidak ada pasangan yang 100% ideal. 

#2 Kesalahan Setelah Menikah


  • Tidak Dewasa

    Kedewasaan adalah salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pernikahan, salah satunya dalam hal finansial. Ilmu Psikologi memandang kedewasaan sebagai suatu fase pada kehidupan manusia yang menggambarkan telah tercapainya keseimbangan mental dan pola pikir dalam setiap perkataan dan perbuatan.

    Pasangan yang telah dewasa adalah yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga, tahu bagaimana cara bijak menyikapi masalah-masalah yang timbul, serta mengetahui, memahami dan memenuhi hak dan kewajiban satu sama lain. 

  • Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mengelola keuangan

    Dilansir dari dream.co.id, inilah beberapa kesalahan dalam mengelola keuangan yang membuat kamu tidak juga kaya,
    1. Penghasilanmu meningkat, tetapi anggaran belanja juga meningkat
    2. Kamu hanya fokus ke masa sekarang, tidak ke masa depan
    3. Kamu berpikir belum waktunya untuk menabung dan berinvestasi
    4. Kamu tidak melakukan pencatatan keuangan
    5. Kamu tidak punya skala prioritas, mudah tergiur untuk membeli barang- barang baru yang tidak begitu diperlukan
    6. Tidak memiliki perencanaan keuangan yang jelas
     
  • Kurang komunikasi

    Seberapa benar pun niat, sikap, kedewasaan dan perencanaan keuangan yang telah disusun, rumah tangga tidak akan bisa sukses tanpa komunikasi. Dalam proses pembagian peran dan tanggung jawab keluarga, yang terpenting adalah komunikasi. Sejak awal berkeluarga, tentukan siapa yang akan mengelola keuangan keluarga, tunjuk siapa yang akan menjadi manager keuangan keluarga.

    Berbagilah dengan pasanganmu, peran dan tanggung jawab apa saja yang kalian sepakati bersama. Kesepakatan ini perlu untuk menghindari terjadinya konflik dan tumpang tindih. Dalam pelaksanaanya, tentu tidak akan selalu berjaan mulus. Untuk itu, diperlukan keterbukaan dengan pasangan agar tidak saling curiga. |

    Diperlukan kesabaran yang luas untuk berkompromi. Misalnya, ada tugas suami yang suatu ketika tidak bisa dihandle, maka istri bisa menggantikannya, atau sebaliknya.

Jika kamu dan pasangan telah berusaha maksimal namun kekayaanmu belum juga meningkat. Atau jika kamu telah berupaya memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin menjadi sebab kamu dan pasangan masih sulit dalam finansial. Bersabarlah, tetaplah berpikir positif bahwa mungkin Tuhan hanya sedang mengujimu. Setiap manusia di dunia tidak lepas dari ujian, bukan? Jangan biarkan harapan dan impianmu dan pasangan untuk lebih sejahtera dalam finansial hilang begitu saja!

Hope is important because it can make the present moment less difficult to bear. If we believe that tomorrow will be better, we can bear a hardship today.
~ Thich Nhat Hanh

(Harapan itu penting karena bisa membuat sesuatu tidak terlalu sulit untuk ditanggung.  Jika kita percaya bahwa besok akan lebih baik, kita dapat menanggung kesulitan hari ini.)


Referensi:
Briscoe, Krishann. 2013. 25 Marriage Quotes to Encourage You During Tough TImes In Your Marriage. Babble
Khafia, Abdul Azis. You Are What You Think’. 2016. Jakarta: PT Grasindo.
Latif, Nasarudin. Ilmu Perkawinan: Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga. 2001. Bandung: Pustaka Hidayah.
AL-HUKAMA. The Indonesian Journal of Islmaic Law Volume 06, Nomor 02, Desember 2016. Ghufron, Muh. Maknda Kedewasaan dalam Perkawinan. Academia
Ramdania. 2015. Ini 8 Alasan kenapa anda tetap misikin. dream 
Al Ma’rab, Nafi’ah. Nikah Aja Biar Kaya. 2018. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.


Penulis FH Widya
Penulis konten: Widya
"Introvert. Belajar memahami dengan menjadi pendengar. Belajar mengerti dengan menjadi pembaca. Belajar berbagi dengan menjadi penulis."