loading...

Saturday, June 8, 2019

Mengenal Tes Kepribadian MBTI, Seberapa Akuratkah?

Pernahkah kamu menemukan kata-kata seperti ‘I’m an ENTJ’, ‘I’m an ISFP personality type’, atau sekedar huruf seperti ‘ESTP’ ‘INTJ dan semacamnya di bio instagram temanmu? Atau barangkali yang tertera di media sosial lainnya. Mungkin sebagian besar dari kamu sudah tahu kalau akronim tersebut merupakan singkatan dari tipe kepribadian, yang artinya menunjukkan kalau pemilik akun adalah seseorang yang memiliki kepribadian berupa tipe tersebut. Mereka tahu tipe kebribadian setelah mengikuti tes psikologi bernama MBTI. Hmm... apa ya arti dari akronim-akronim tersebut dan untuk apa mereka mengikuti tes MBTI?

Gambar. Kepribadian [Pixabay]

MBTI (Myers Briggs Type Indicator) adalah tes psikologi kepribadian yang hingga kini banyak dipakai oleh organisasi atau perusahaan di dunia, loh. Tes yang berupa kuisioner ini dikembangkan oleh Katherine Cook Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers. Mereka mengacu pada teori kepribadian berupa konsep introversi dan ekstroversi yang digagas oleh Carl Jung, Bapak Psikologi Analitik. Pada 1920-an Myers dan Briggs mengembangkannya dengan menggunakan akronim empat huruf dalam mengelompokkan kepribadian seseorang.

Untuk Apa Ikut Tes MBTI dan Seberapa Akuratkah?


Tuhan telah menciptakan manusia di dunia ini dengan kepribadian yang berbeda-beda. Coba perhatikan orang-orang disekelilingmu, jangankan antara kamu dan temanmu, kepribadian diantara saudara kandung bahkan saudara kembar pun bisa jadi berbeda. Namun, alih-alih mencoba memahami kepribadian orang lain, sudahkah kamu memahami kepribadian dirimu sendiri? Ya minimal kamu tidak bingung saat mendeskripsikan diri sendiri.

Lebih dari itu, kepribadian adalah salah satu faktor yang memandu tindakan seseorang. Kalau kamu paham kelebihanmu, kamu bisa menggali dan memaksimalkannya untuk berperan dalam masyarakat sesuai dengan bidangmu. Kamu bisa lebih bijaksana dalam bertindak dan jika paham apa kekurangan jadi tahu bagaimana cara mengatasinya. Pada intinya, tes MBTI bertujuan untuk membantumu belajar lebih banyak tentang dirimu. Pemahaman yang mendalam tentang dirimu sendiri akan membuatmu lebih mudah memahami orang lain.

Knowing others is intelligence;
 knowing yourself is true wisdom.
 Mastering others is strength;
 mastering yourself is true power.

– Lao Tzu
Mengenal orang lain adalah kecerdasan;
mengenal diri sendiri adalah kebijaksanaan sejati.
Menguasai orang lain adalah kekuatan;
menguasai diri sendiri adalah kekuatan sejati.

Menurut laman 16Personalities yang menyediakan tes MBTI, tes ini bukanlah pedoman atau jawaban akurat dan pasti, melainkan hanya menggambarkan sebuah kecenderungan. MBTI menggambarkan bagaimana seseorang dengan kepribadian tertentu memengaruhi caranya dalam bertindak. Saat kamu membaca satu demi satu indikator kepribadian yang disebutkan sesuai dengan hasil tes, kamu mungkin tidak akan selalu bilang, “Wah, ini saya banget!”

Perbedaan yang signifikan bahkan bisa terjadi pada orang-orang yang punya tipe kepribadian sama. Namun ketika tes ini banyak digunakan dibanyak negera bahkan untuk keperluan organisasi dan perushaan, kenapa tidak mencobanya? Fenomena Harimu merekomendasikan kamu untuk mengikuti tes di laman 16personalities[dot]com jika kamu berminat mencobanya.

Aspek Kepribadian MBTI


Berikut kami rangkum penjelasan dari aspek-aspek kepribadian tes MBTI:

#1 Aspek Pikiran: Ekstrovert (E) – Introvert (I)

Ekstoversi dan introversi adalah gagasan tertua dalam sejarah teori kepribadian, aspek ini menunjukkan bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan.

Seseorang yang introvert lebih menyukai aktivitas yang soliter (secara sendiri atau sepasang-sepasang, tidak secara kelompok). Seorang introvert cenderung mengandalkan dirinya sendiri serta menikmati kesunyian dan keheningan sebagai cara untuk menyegarkan pikirannya. karena Fokus mereka terletak di dalam drinya sendiri.  Mereka sensitif terhadap stimulus dari luar seperti penglihatan, pendengaran dan penciuman yang membuat mereka menghabiskan waktu sendirian untuk kembali bisa bersemangat.

Sedangkan ekstrovert lebih suka kegiatan-kegiatan secara berkelompok, karena semangat mereka didapat dari interaksi dengan orang lain. Pikiran mereka akan kembali segar apabila mereka menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dengan banyak orang. Fokus mereka terletak diluar dirinya. Karena mereka tidak sensitif terhadap stimulus dari luar, mereka cenderung mencari stimulus lain dengan cara menghabiskan banyak waktu untuk berkegiatan dan mengobrol.

#2 Aspek Energi: Intuitive (N) – Observant (S)

Bagaimana cara seseorang melihat dunia dan memposes informasi dari sekitar ditunjukkan dalam aspek ini.

Seorang yang intuitive sangat imajinatif, lebih tertarik pada ide dan hal-hal baru. Mereka seringkali menanyakan tentang kesan dari apa yang mereka alami dan lakukan. Mereka senang memikirkan kemungkinan-kemungkinan , membayangkan masa depan dan hal-hal yang abstrak.

Seseorang dengan aspek observant (dalam istilah lain disebut sensing) cenderung pragmatis, lebih tertarik pada fakta dan hal-hal praktis yang dapat diamati. Mereka fokus pada kenyataan yang sedang terjadi atau pada apa yang mereka pelajari dari panca indera mereka di masa lalu. Tidak seperti seorang intuitive, seorang observant lebih baik berurusan dengan objek konkret yang telah dicoba dan diuji daripada kemungkinan akan hal-hal yang abstrak.

#3 Aspek Alam: Thinking (T) – Feeling (F)

Aspek alam menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan dan mengatasi emosi. Dalam membuat keputusan, individu thinking lebih memprioritaskan logika dan argumen rasional. Mereka lebih mengandalkan kepala daripada hati dan menekankan efisiensi daripada kerja sama. Dalam mengatasi emosi mereka cenderung mengesampingkan perasaan dan mempunyai motto, “Apapun yang terjadi, kamu harus bersikap tenang,” Kesuksesan profesional lebih penting daripada prinsip dan cita-cita.

Sedangkan aspek feeling membuat seseorang lebih mengikuti kata hati. Mereka lebih suka bekerja sama daripada bersaing. Mereka berpandangan kalau seharusnya tak takut untuk mendengarkan perasaan yang terdalam dan membagikannya pada dunia. Mereka berjuang mati-matian mempertahankan apa yang diyakini, karena itu prinsip lebih penting bagi mereka.

#4 Aspek Taktik: Judging (J) – Prospecting (P)

Aspek ini menunjukkan bagaimana kita memandang perencanaan dan opsi yang tersedia. Individu judging sangat teliti dan terorganisir. Mereka lebih suka semuanya berjalan sesuai rencana, tidak terbuka pada tantangan dan opsi tak terduga. Mereka lebih menyukai struktur dan perencaan daripada spontanitas.

Sebaliknya, individu prospecting lebih santai dan fleksibel terhadap tantangan yang tak terduga. Mereka pandai berimprovisasi, bersedia ‘melompat’ ke opsi lain yang tidak ada dalam daftar rencana. Mereka sadar bahwa hidup penuh dengan kemungkinan-kemungkinan lain.

Umumnya, tes-tes MBTI hanya mengidentifikasi 4 aspek, namun dalam 16personalities, ada aspek tambahan berupa aspek identitas.

#5 Aspek Identitas: Assertive (-A) – Turbulent (-T)

Aspek ini menopang keempat aspek lainnya diatas, menunjukkan seberapa percaya dirikah seseorang pada kemampuan dan keputusannya. Seseorang yang assertive adalah individu yang percaya diri dan tahan terhadap stres, mereka tak mau terlalu khawatir juga tak memaksakan diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan. Menurut mereka, apa yang dilakukan ya sudah dilakukan, tak ada gunanya untuk menganalisis. Mereka cnderung merasa puas dengan hidup mereka.

Sedangkan seseorang yang turbulent sadar diri dan peka terhadap stres. Mereka cenderung perfeksionis dan sangat bersemangat untuk terus meningkat. Mereka bersedia untuk berganti pekerjaan jika merasa terjebak dalam pekerjaan saat ini, mereka meluangkan waktu untuk berpikir menegani arah kehidupan mereka selanjutnya.

Dalam MBTI, kamu akan diidentifikasi bahwa dirimu memiliki satu dari 16 jenis kepribadian. Namun tidak ada kepribadian yang ‘terbaik’ atau ‘lebih baik’ daripada yang lainnya. MBTI tak dirancang untuk itu. Ingatlah bahwa MBTI bertujuan membantu agar kamu belajar banyak tentang dirimu sendiri, bukan untuk membandingkan satu dengan yang lainnya.

Referensi
[16personalities]
Cherry, Kendra. 2019. An Overview of the Myers-Briggs Type Indicator. [verywellmind]


Penulis konten: Widya
"Introvert. Belajar memahami dengan menjadi pendengar. Belajar mengerti dengan menjadi pembaca. Belajar berbagi dengan menjadi penulis."