loading...

Saturday, August 17, 2019

Silaturahmi Memperbanyak Rezeki? Kok Bisa?

Menurutmu, seberapa penting sih memiliki banyak kenalan?

Mereka adalah orang-orang yang mungkin baru sekali kamu temui, entah kamu mengenalnya saat di acara seminar, di perjalanan, di tempat umum atau hanya melalui media sosial. Kamu mungkin menganggap adanya mereka ya hanya lewat saja, toh kalian juga akan sulit untuk bertemu lagi. Tali silaturahmi kalian terputus begitu saja.

Kenalan memang orang yang tidak kamu tahu dengan baik, tapi tahukah kamu, menurut penelitian seorang sosiolog, adanya kenalan justru cenderung lebih berpengaruh daripada teman-teman dekatmu?

Ikatan
Gambar. Ikatan [Pixabay]


Penelitian yang dilakukan pada tahun 1973 oleh Nick Granovetter tersebut berjudul “The Strength of Weak Ties”. Granovetter membagi interaksi sosial menjadi dua jenis ikatan: strong ties (ikatan yang kuat) dan weak ties (ikatan yang lemah). Ikatan yang kuat adalah hubunganmu dengan orang-orang yang kamu kenal baik. Mereka adalah orang-orang yang nomor kontaknya tersimpan di ponsel misalnya keluarga dan teman. Kalau kamu menghubungi mereka, mereka tidak terkejut karena memang kalian dekat. Sedangkan ikatan yang lemah adalah hubunganmu dengan orang yang baru kamu kenal. Kamu mungkin menyimpan kontak atau kartu nama mereka, namun mereka akan terkejut ketika kamu menghubunginya.

Membedakan ikatan yang lemah dan ikatan yang kuat


Berikut beberapa indikator yang bisa kamu gunakan untuk membedakannya,
  1. Usia hubungan. Apakah kamu mengenalnya sudah lama? Jika lama, ikatan kalian adalah ikatan yang kuat
     
  2. Intensitas pertemuan. Seberapa sering kamu mengabiskan waktu dengannya? Jika sering, ikatan kalian adalah ikatan yang kuat
     
  3. Keterikatan emosional. Apakah kamu peduli dengannya? Jika peduli, ikatan kalian adalah ikatan yang kuat
     
  4. Kekerabatan, walaupun kamu jarang bertemu sepupumu, kamu masih memiliki ikatan yang kuat dengannya karena adanya ikatan keluarga

Sederhananya, Granovetter menyebut keluarga dan teman sebagai ikatan kuat dan kenalan sebagai ikatan lemah. Lalu kenapa ikatan lemah justru lebih berpengaruh?

Kekuatan dibalik ikatan lemah


Seringkali kita lebih fokus membangun ikatan yang kuat dengan keluarga dan teman. Baik karena mereka satu sekolah, satu komunitas, satu tempat kerja, dan satu wilayah. Hal ini wajar karena semakin baik kita mengenal seseorang dan semakin erat hubungannya, diri kita semakin merasa berharga. Namun, ketika kamu dan temanmu memiliki ikatan yang kuat, biasanya kalian memiliki banyak kesamaan, mulai dari gagasan yang dimiliki, kebiasaan yang dilakukan, informasi yang didapat sampai orang-orang sekitar yang dikenal.

Hal tersebut membuat kamu menjadi kurang informasi tentang ‘dunia luar’, tentang hal-hal penting yang terjadi diluar lingkaran pertemananmu. Untuk itulah ikatan yang lemah menjadi sangat dibutuhkan bagi seseorang agar bisa memperoleh banyak informasi dari ‘dunia yang berbeda’ (lingkaran pertemanan yang berbeda).

Contoh nyatanya, kamu mungkin pernah menerima informasi penting seperti lowongan pekerjaan dan peluang bisnis justru dari kenalanmu. Merekalah yang memberi informasi yang tidak kamu dapatkan dari keluarga dan teman-temanmu. Karena memang informasi yang ada dilingkaran pertemananmu begitu terbatas. Granovetter menganalogikan ikatan lemah sebagai ‘jembatan’ yang menghubungkan kamu dengan akses informasi yang tidak kamu dapatkan dari orang-orang terdekat. Penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang baru pindah bekerja, menerima informasi tentang peluang kerja baru dari kenalan mereka, bukan dari keluarga dan teman dekat.

Silaturahmi pada keluarga, teman, dan kenalan dapat memperbanyak rezeki


Masalahnya, ikatan yang lemah tidak serta merta menguntungkan jika kamu tidak mempertahankan dan mengembangkannya. Untuk itulah, kamu perlu menjaga silaturahmi baik dengan teman dekatmu atau juga kenalanmu. Saya yakin kamu pernah mendengar bahwa menjalin silaturahmi dapat memperbanyak rezeki, kan? Bahwa dengan mengunjungi sanak saudara atau kerabat dekat, pintu-pintu rezeki akan terbuka. 

"Someone who loves a neighbor allows him to be as he is, as he was, and as he will be."   
- Michel Quoist


Logikanya, ketika kamu bertemu dengan orang lain dan mengobrol, ada pertukaran informasi yang terjadi melalui obrolan itu. Mungkin awalnya hanya sekedar bertanya kabar, tapi kemudian pembicaraannya menjadi lebih luas, kamu mendapat informasi tentang peluang yang bisa kamu manfaatkan dalam berbisnis, lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasimu, juga mendapat kenalan lain dari kenalanmu tersebut. Dari situlah pintu-pintu rejeki terbuka.

Inti dari silaturahmi adalah menjaga hubungan baik. Ingatlah bahwa rejeki bukan hanya tentang uang. Wawasan baru yang kamu dapatkan dari obrolan adalah rezeki. Berada di lingkaran pertemanan yang baik adalah rejeki. Kesehatan yang membuatmu bisa menjalin silaturahmi dengan banyak orang adalah rejeki. Infomasi tentang peluang bisnis dan pekerjaan adalah rejeki.

Antara ikatan kuat dan lemah, keduanya penting


Meskipun ikatan lemah dapat memberi nilai yang lebih besar, tetap ikatan kuatlah yang memberikan rasa persahabatan, kenyamanan dan keamanan. Baik ikatan kuat maupun lemah, keduanya sama-sama penting bagimu dalam berinteraksi sosial. Hanya saja, fungsi mereka berbeda. Ibaratnya, menjaga ikatan yang kuat berperan dalam menjalin silaturahmi ditingkat lokal, sedangkan menjaga ikatan yang lemah berperan dalam menjalin silaturahmi di tingkat yang lebih luas atau global. Memiliki orang-orang terdekat yang memiliki kesamaan persektif memang penting, namun kita juga membutuhkan banyak kenalan untuk bertukar informasi dan membawa perspektif baru ke kehidupan kita agar semakin bijaksana dalam berpikir dan bertindak.

Di era kemajuan teknologi ini, silaturahmi tidak harus bertemu secara langsung. Jarak bukan lagi alasan putusnya tali silaturahmi. Kamu bisa mengubungi kerabat via telfon, video call, dan aplikasi media sosial. Influencer media sosial adalah contoh dari seseorang yang memanfaatkan teknologi digital dalam networking mereka seperti facebook, instagram dan twitter. Kekuatan dari ikatan lemah antara influencer dan followersnya. terbentuk secara alami. Perspektif yang sama mengubungkan mereka dalam suatu lingkaran pertemanan. Influencer menyebar informasi melalui jaringan followers yang mereka punya, yang pada akhirnya followers juga menerima feedback dari influencer tersebut. Mereka mungkin tidak pernah bertatap muka secara langsung atau hanya sesekali, tapi ikatan mereka terjalin karena media sosial. Kamu juga bisa memanfaatkan media sosialmu untuk memperluas networkingmu. Situs seperti Linkedin dan instagram bisa kamu manfaatkan untuk meningkatkan personal brandingmu.

Rekomendasi:

Referensi
Rouse, Margaret. 2017. Weak Tie Theory. [whatis.techtarget]


Penulis konten: Widya
"Introvert. Belajar memahami dengan menjadi pendengar. Belajar mengerti dengan menjadi pembaca. Belajar berbagi dengan menjadi penulis."